Kamis, 08 Oktober 2015



Utilisasi Kapasitas dan Jaringan dalam
Industri Bulu Mata dan Rambut Palsu

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berribu-ribu pulau, antara pulau satu dengan pulau yang lain memiliki keunggulan berbeda, hal tersebut menyebabkan adanya disparitas (ketimpangan) spasial antar wilayah yang dapat memacu perbedaan kesejahteraan antar wilayah. Konsep kawasan andalan merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mempersempit kesenjangan regional yang dilakukan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah. Kebijakan konsep kawasan andalan akan diatur dan dikelola oleh pemerintah daerah beserta masyarakat daerahnya sehingga, otonomi daerah akan memegang peranan yang sangat penting. Otonomi daerah seperti yang terjadi sekarang ini, sebenarnya memberikan keuntungan bagi setiap daerah untuk mengembangkan kemampuan daerahnya, baik kemampuan dalam sektor industri, pariwisata, pertanian maupun jasa.
Dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat tiga unsur utama yang harus dipertimbangkan baik sebagai masukan maupun unsur arahan produk rencana, yaitu penduduk sebagai penghuni yang akan mendapatkan manfaat atau dampak dari pembangunan, kegiatan penduduk dan ruang bermukim yang nyaman bagi penduduknya. Disamping ketiga unsur tersebut, sebenarnya terdapat unsur ke empat yang tidak dapat diabaikan, yaitu infrastrukur. Meskipun hanya bersifat sebagai pendukung, infrastruktur memiliki posisi yang amat penting bagi keberlangsungan kegiatan penduduk suatu wilayah.
Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang memadai. Sebagai contoh, kegiatan perekonomian penduduk suatu wilayah mungkin dapat ditampung pada ruang-ruang yang berupa sarana perekonomian, seperti kawasan perdagangan, jasa, dan industri yang dimiliki oleh wilayah tersebut, tetapi tanpa dukungan penyediaan jaringan infrastruktur yang baik, seperti jaringan jalan, air bersih, pembuangan sampah, drainase dan sanitasi, kegiatan tersebut tidak dapat berjalan dengan optimal. Kegiatan perekonomian suatu wilayah yang didukung oleh pelayanan infrastruktur yang baik, dapat mendorong peningkatan intensitas dan kualitas kegiatan tersebut, yang berakibat pada peningkatan kesejahteraan penduduknya.
Salah satu kegiatan perekonomian masyarakat adalah sektor industri. Kegiatan industri untuk negara yang sedang berkembang seperti: Indonesia akan lebih difokuskan pada industri kecil-menengah. Industri kecil-menengah pada negara yang sedang berkembang masih membutuhkan perhatian dan campur tangan dari pihak pemerintah maupun pihak swasta. Industri kecil-menengah apabila dikembangkan secara optimal akan mampu memberikan nilai lebih bagi daerah untuk meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kebijaksanaan tersebut juga akan memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat yaitu menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang secara tidak langsung mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pengembangan industri harus menerapkan metode padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja ataupun mampu merangsang pertumbuhan-pertumbuhan industri lainnya. Pengembangan industri harus memperhatikan aspek spatial (keruangan), sehingga pengembangan yang dilakukan dapat meningkatkan daya saing wilayah tersebut. Dalam aspek spatial, terdapat beberapa hal yang berpengaruh, salah satunya adalah infrastruktur atau prasarana yang ada di daerah tersebut. Infrastruktur memiliki peran yang cukup signifikan dalam perkembangan suatu wilayah. Infrastruktur dalam hal ini meliputi sektor-sektor seperti transportasi (pembangunan jalan misalnya), air bersih dan sanitasi, listrik, irigasi, serta telekomunikasi, yang merupakan bentuk fasilitas publik yang memiliki jaringan (network) sebagai fitur fisik utamanya. Arah perencanaan dan pembangunan spatial akan berorientasi tidak hanya pada pemerataan kepadatan penduduk, melainkan pada sumber-sumber potensi pembangunan yang ada di masing-masing daerah dan juga melihat pada kemampuan interaksi dan saling ketergantungan antar daerah.
Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang perlu dikembangkan dalam rangka mendukung pembangunan nasional. Kabupaten Purbalingga adalah kabupaten yang pro investasi sehingga perkembangan industrinya cukup pesat, banyak industri-industri yang akhirnya berkembang di Kabupaten Purbalingga, antara lain: industri knalpot, industri bulu mata dan rambut palsu, industri sapu glagah, industri pengolahan kayu dan industri kasur lantai. Industri yang memiliki prospek besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Purbalingga adalah industri bulu mata dan rambut palsu. Perkembangan industri bulu mata dan rambut palsu tidak terlepas dari semakin majunya perkembangan zaman yang menuntut perempuan selalu tampil cantik dan menawan, bulu mata dan rambut palsu akan membantu perempuan tampil lebih percaya diri.
Kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga memiliki tingkat ketertarikan terhadap industri yang berbeda-beda, hanya beberapa kecamatan yang gencar melakukan pengembangan industri. Kurangnya kecamatan yang tertarik terhadap pengembangan sektor industri merupakan persoalan baru yang akan berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan antar kecamatan. Umumnya kecamatan yang belum melakukan kegiatan industri dipengaruhi oleh kurangnya sarana prasarana (infrastruktur) untuk mendukung kegiatan industri tersebut. Kegiatan industri akan lebih optimal jika industri tersebut mampu mendayagunakan infrastruktur-infrastruktur yang ada di sekitarnya.
Perkembangan industri bulu mata dan rambut palsu di Kabupaten Purbalingga memiliki multiplier effect bagi aspek-aspek kehidupan lainnya, seperti: mulai bermunculannya area kost untuk tenaga kerja, rumah makan, toko busana bahkan bengkel motor. Adanya multiplier effect dari kegiatan industri akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi industri, yang secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Interdependensi infrastruktur dalam kawasan industri dapat dilihat dari seberapa besar pengaruh dari multiplier effect yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan industri untuk mendukung kegiatan pengembangan industri.
Industri yang berkembang di Kabupaten Purbalingga dibedakan menjadi dua yaitu industri yang penanaman modalnya berasal dari pihak asing (Korea) dan yang modalnya berasal dari dalam negeri (masyarakat). Untuk mengetahui pengaruh kapasitas dan jaringan dalam industri bulu mata dan rambut palsu serta untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat terhadap infrastruktur yang ada, maka industri yang digunakan adalah industri yang penanaman modalnya berasal dari masyarakat (home industry). Hal tersebut disebabkan karena industri yang berasal dari masyarakat akan lebih terlihat jelas pengaruhnya untuk masyarakat sendiri dibandingkan industri yang penanaman modalnya berasal dari pihak asing.
Sarana prasarana infrastruktur yang telah dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat dalam berbagai kegiatan, khususnya kegiatan industri mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Infrastruktur merupakan aspek dasar, dimana keberadaan infrastruktur dapat mempengaruhi keberlanjutan sektor-sektor yang ada di wilayah tersebut, termasuk sektor industri. Upaya menghadapi tantangan pendayagunaan infrastruktur dalam pengembangan industri bulu mata dan rambut palsu dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi tentang provisi dan utilisasi infrastruktur, kapasitas (personal, komunitas maupun sistem) dan networking supaya kegiatan masyarakat menjadi lebih inovatif dan produktif.

Kerangka Konseptual
Belajar dari pembahasan tentang tinjauan pustaka diatas, nampak bahwa penelitian mengenai utilisasi infrastruktur dalam pengembangan industri bulu mata dan rambut palsu dapat diawali dengan mengidentifikasi kebijakan dan program pembangunan yang diimplementasikan dalam masyarakat. Kebijakan dan program pembangunan yang dimaksud adalah kebijakan dan program pembangunan yang terkait industri bulu mata dan rambut palsu. Berdasarkan kebijakan dan program pembangunan di Kabupaten Purbalingga, sektor industri merupakan sektor yang tengah dikembangkan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Pemerintah bahkan membuka kesempatan bagi investor-investor asing untuk menanamkan modalnya di sektor industri Kabupaten Purbalingga. Sektor industri bulu mata dan rambut palsu Kabupaten Purbalingga sebagian besar modalnya berasal dari investor asing (Korea).
Utilisasi infrastruktur diharapkan dapat menjadi pendukung utama kebijakan atau program pembangunan tersebut. Infrastruktur tersebut bisa dikategorikan sebagai public utilities (fasilitas umum) atau dapat pula dalam kategori public works (pekerjaan umum). Dalam konteks ini, infrastruktur diletakkan sebagai salah satu faktor diantara faktor-faktor yang memiliki peran penting dalam optimalisasi implementasi kebijakan dan program pembangunan tersebut. Infrastruktur yang terkait dengan pengembangan industri antara lain: infrastruktur transportasi, air bersih, energi, telekomunikasi dan sarana pemasaran. Selain infrastruktur tersebut, dalam kawasan industri juga terdapat multiplier effect (area kost, rumah makan, bengkel dll) yang mulai bermunculan akibat pengembangan industri. Dalam penelitian ini, akan dilihat bagaimana masyarakat mendayagunakan infrastruktur-infrastruktur yang ada (termasuk infrastruktur multiplier effect) untuk mengembangkan sektor industri bulu mata dan rambut palsu.

Utilisasi infrastruktur akan mempengaruhi kapasitas baik personal, komunitas maupun sistem dalam wilayah tersebut. Kapasitas personal terkait dengan keterampilan (skill) dan pengetahuan masyarakat yang menjadi sasaran kebijakan dan program pembangunan yang diimplementasikan. Kebijakan dan program pembangunan dalam sektor industri bulu mata dan rambut palsu misalnya kapasitas personal tersebut bukan hanya tercermin pada keterampilan (skill) pelaku industri dalam proses industri, tetapi juga usaha pelaku industri dalam mendayagunakan infrastruktur yang ada secara optimal sehingga hasil industri akan lebih maksimal.
Kapasitas komunitas tercermin pada kesediaan pelaku industri menjalin kerjasama, kesanggupan pelaku industri memberi input dan menerima kritik dari pihak lain, kesediaan melembagakan trust (rasa saling percaya), serta kesediaan mengembangkan relasi-relasi sosial yang saling menguntungkan (reciprocal relationship) untuk meningkatkan hasil produksi industri. Selanjutnya, kapasitas sistem akan tercermin pada pengembangan komunikasi, kerjasama dan koordinasi di antara para pihak yang bertanggung jawab pada implementasi kebijakan dan program pembangunan industri.
Kapasitas komunitas dalam industri bulu mata dan rambut palsu akan dilihat dari kemampuan kelompok masyarakat industri yang terdapat di wilayah tersebut dalam melakukan pengembangan industri bulu mata dan rambut palsu dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada secara optimal. Kapasitas komunitas juga akan berpengaruh terhadap networking yang sedang dan akan dilakukan dalam upaya pengembangan industri. Kapasitas sistem akan dilihat dari seberapa besar peran stakeholder dalam pengembangan industri bulu mata dan rambut palsu.
Kebijakan dan program pembangunan juga membutuhkan jejaring (networking) dan logistik supaya kegiatan masyarakat menjadi lebih inovatif dan produktif. Jejaring tersebut berupa relasi-relasi sosial yang dikembangkan oleh anggota masyarakat dengan pihak luar (lingkungan eksternal) terutama dalam memperoleh berbagai informasi, menjalin interaksi dan melakukan transaksi yang terkait dengan pengembangan industri. Sedangkan logistik dibutuhkan untuk mengatur mata rantai penyediaan, penyimpanan dan distribusi barang atau material menjadi lebih efektif, efisien, merata dan tepat sasaran.
Networking dalam industri bulu mata dan rambut palsu Kabupaten Purbalingga sudah sampai luar negeri, bahkan hasil industri bulu mata dan rambut palsu ini sudah memiliki pangsa pasar yang cukup besar di luar negeri. Industri bulu mata dan rambut palsu Kabupaten Purbalingga merupakan industri bulu mata dan rambut palsu terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di dunia setelah Gwangju, China. 


Referensi
Achmad Nurmandi. (2014). Manajemen Perkotaan: Teori Organisasi, Perencanaan, Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas. Yogyakarta: JKSG
David M. Smith. (1981). Industrial Location An Economic Geographical Analysis Second Edition. New York: John Wiley&Sons Inc
Ernan R, dkk. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Lutfi Muta’ali. (2013). Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjauan Normatif-Teknis). Yogyakarta: BPFG UGM
Sunyoto Usman. (2015). Esai-esai Sosiologi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tulus Tambunan. (2001). Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang: Kasus Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia
 


Jumat, 04 September 2015

Dunia perkuliahan,
Mungkin sebagian besar orang akan menganggap dunia perkuliahan itu menyenangkan. ya, dunia perkuliahan memang menyenangkan.
Kita bertemu dengan orang-orang dari seluruh daerah di Indonesia, mulai dapat berpikir maju dan logis, mulai mengenal apa itu cinta.
Tapi apakah kalian pernah merasakan dunia perkuliahan dimana kalian selalu dipojokkan dan disalah-salahkan?
Rasanya campur aduk, namun, kita tidak dapat mengungkapkan apa yang ada dalam hati kita karena kita selalu dianggap salah.
Kalian, ya kalian semua.
Jangan pernah menganggap remeh orang yang ada di sekitar kalian, dan jangan sampai kalian merasa selalu benar.
Nabi besar Muhammad s.a.w juga akan meminta maaf ketika merasa bersalah, dan beliau tidak pernah merasa selalu benar.
Beliau selalu menanyakan pendapat sahabat-sahabat beliau ketika akan mengambil keputusan.
Kita yang hanya seorang manusia biasa, kenapa kita harus merasa selalu benar dan tidak mau meminta maaf?
Memang benar sifat egois manusia itu sangat besar, namun seharusnya pemikiran logis yang selama ini kita miliki harus dapat meminimalisir sifat egois itu.
Alangkah indahnya dunia perkuliahan jika kalian dapat berpikir lebih dewasa, dan mampu menahan sifat egois kalian
Kalian yang lebih tua dibandingkan dengan yang lebih mudah, seharusnya dapat berpikir dan bertingkah sesuai dengan umur.
Kenapa kalian justru bertingkah kekanak-kanakan dan tidak berfikir dewasa?
Umur memang bukan penentu dalam menentukan kedewasaan seseorang.
Kita harus senantiasa berfikir terbuka. come on guys, open your mind :)

Sabtu, 04 April 2015

Tanggal 16 Februari 2015 merupakan hari pertama aku mulai kuliah di Pascasarjana UGM jurusan Pengelolaan Infrastruktur dan Pembangunan Masyarakat (PIPM). Kuliah di jurusan ini menurutku bagus, aku jadi tahu beberapa hal baru karena jurusan ini merupakan jurusan multi disiplin ilmu. Beberapa dosen di jurusan ini memang menggunakan bahasa inggris dalam proses pembelajaran, alasannya si supaya kita terbiasa dengan bahasa inggris sehingga kita bisa bersaing dengan lulusan luar negeri. Ya setahap demi setahap mulai ngerti sama mata kuliahnya lah. 

Kenapa aku ambil jurusan ini?

Soalnya aku ngeliat banyak banget infrastruktur-infrastruktur di Indonesia yang mubadzir, kurang perawatan, bahkan dibiarkan begitu saja. sayang banget kan, udah dibangun mahal-mahal eh malah nggak dipakai, dibiarin gitu aja. Selain itu, aku ngrasa dalam proyek pembangunan infrastruktur pasti terjadi yang namanya korupsi, aku pingin ngubah image itu. Aku pingin jadi agen pemerintah yang bersih sehingga uang masyarakat bisa digunain buat hal-hal yang emang mensejahterakan masyarakat (ini mimpiku, mana mimpimu?). 

Di jurusan ini tu kita diajarin dari awal sampai akhir, dari segi ekonomi, politik, sosial dll. Jurusan ini tu sebenarnya ngeliat 'gimana proyek pembangunan infrastruktur dikaitin sama pemberdayaan masyarakatnya'. sehingga nantinya ketika kita sudah sukses dan melakukan beberapa proyek pembangunan, kita akan melihat ke depan, melihat apakah proyek infrastruktur berguna atau tidak, biar pembangunan yang dilakuin nggak mubadzir, nggak mbuang duit rakyat sembarangan.